MENGUJI EMOSI DARI ORANG YANG USIL

MENGUJI EMOSI DARI ORANG YANG USIL
Oleh : Roni A. Salam/JONERROR

Artwok by : Roni A. Salam / JONERROR | 2018




---

Semasa sekolah memang gila, gila dalam berbagai hal. Termasuk perilaku yang bisa menimbulkan masalah besar bagi dirinya sendiri dan juga bagi lingkungannya sendiri. Selain menyontek, membuat kunci jawaban, kabur saat jadwal piket, tidak ikut upacara bendera, menggoda lawan jenis, mengolok-ngolok guru, mencorat-coret bangku dan masih banyak lagi.

Kejahilan memang tidak bisa dihindari oleh sebagian orang yang memiliki rasa keusilan tingkat dewa. Entah itu niatnya usil, balas dendam atau mungkin sebagai cara modus, atau mencari perhatian publik ? ya, bisa jadi begitu. Namun, beberapa orang ada yang beranggapan; bahwa kejahilan dan keusilan seseorang adalah suatu bentuk pendekatan kepada orang sekitarnya atau temannya.

Ada pula yang beranggapan bahwa seseorang yang usil/jahil, dia memiliki tingkat kecerdasan diatas rata-rata dari pada orang yang biasa saja. Biasanya, orang-orang yang jahil/usil sangat mudah bergaul dengan siapapun, juga dapat bersosialisasi dengan baik dengan lingkungan sekitarnya.

Terkadang, keusilan seseorang kerap mengundang tawa bagi orang yang sekitarnya, tak jarang juga orang yang di-usilinnya pun ikut tertawa. Ya, bisa jadi begitu, selama keusilannya masih dalam hal sewajarnya.

Memang, terkadang sebagian orang merasa risih dengan keberadaan orang-orang usil, merasa tidak nyaman. Tapi, ada juga yang merindukan kehadiran orang-orang usil. Merasa ada yang kurang, jika sebuah kelompok tanpa ada orang yang usil. Kan, pasti bete tuh kalau gak ada yang bisa membuat orang tertawa.

Entahlah, bagaimana rasanya jika di dunia ini tidak ada orang yang usil. Bisa jadi nyaman atau bisa juga sebaliknya.

Orang usil biasanya terkesan seseorang yang aktif. Namun sebenarnya, orang yang aktif belum tentu usil, dan orang usil belum tentu nakal. Entah bagaimana itu bisa terjadi. Yang jelas, setiap orang memiliki cara dan sebab-akibatnya atas perilaku yang ia buat.

Memiliki rasa humor yang tinggi juga dapat menimbulkan perilaku usil. Tapi, sangat sulit untuk seseorang bila ingin menjadi seorang yang humoris. Karena apa ? selera humor bukanlah diciptakan, tapi itu mucul oleh dirinya sendiri dan dengan tidak sadar.

Jika seseorang hendak memaksakan untuk menjadi seorang yang humoris, sedangkan dia memiliki tingkat humor yang rendah. Yakin deh, dia tidak akan berhasil dan itu akan menimbulkan masalah untuk dirinya sendiri. Bisa jadi humornya itu malah membuat orang tersinggung dan rasanya ingin membunuhnya dengan mengikat ke kereta, terus tergusur, lalu dia merengek kesakitan, lalu mati dengan konyol. Kan, itu berbahaya.

Sebaliknya, jika kita memiliki selera yang humor yang cukup tinggi, alias tidak dibuat-buat. Percaya deh, orang-orang akan selalu merindukan kehadiran kita. Mungkin juga menjadi bahan bully-an mereka, karena kita sering mem-bully mereka. Lalu, mereka merasa senang. Katakanlah kita adalah salah satu korbannya, biasanya kita marah dan menaruh dendam kepadanya, lalu mempermalukannya didepan banyak orang.

Sesungguhnya, bagi seseorang yang memiliki kepribadian yang sangat mudah terpancing emosi. Jangan lah cepat emosi, jika memang itu guyonan sepele, jadikan itu untuk pelajaran bagi kita untuk bisa mengendalikan emosi kita. 

Karena seseorang yang usil kerap kali membuat kita menahan kesabaran, tentu juga menahan emosi.

Intinya sabar aja ya, jangan sampe terpancing emosi.



:)

Post a Comment

0 Comments

/* popup adblock */