#KaburAjaDulu: Ketika Anak Muda Memilih Pergi


Ilustrasi KaburAjaDulu

Pada awal 2025, tagar #KaburAjaDulu viral di media sosial Indonesia, terutama di platform X (sebelumnya Twitter). Tagar ini digunakan oleh warganet Indonesia untuk mengekspresikan keinginan meninggalkan Indonesia demi mencari peluang kerja, pendidikan, atau kehidupan yang lebih baik di luar negeri.

Apa Itu #KaburAjaDulu?

#KaburAjaDulu mencerminkan keresahan terhadap kondisi sosial dan ekonomi dalam negeri, seperti tingginya biaya pendidikan, minimnya lapangan kerja, serta upah yang dianggap rendah. Fenomena ini jadi cermin kekhawatiran generasi muda terhadap masa depan mereka.

Mengapa Banyak Anak Muda Ingin "Kabur"?

Anak muda merantau

  • Biaya pendidikan tinggi: Banyak merasa tak mampu melanjutkan studi karena mahalnya biaya kuliah dan akomodasi.
  • Minim lapangan kerja: Banyak lulusan perguruan tinggi kesulitan mendapat pekerjaan sesuai bidangnya.
  • Gaji rendah: Upah tidak sebanding dengan beban kerja dan biaya hidup di kota besar.
  • Ketimpangan sosial: Merasa tidak adil dengan sistem yang lebih memihak kepada mereka yang "punya koneksi".
  • Kurangnya meritokrasi: Prestasi tidak selalu dihargai dalam sistem kerja maupun politik di dalam negeri.

Dampak #KaburAjaDulu: Brain Drain

Ilustrasi brain drain

Jika keinginan untuk "kabur" ini menjadi tindakan nyata, maka Indonesia berisiko mengalami brain drain — kehilangan generasi muda produktif, kreatif, dan berpotensi tinggi. Ini bisa memperlambat inovasi, pertumbuhan ekonomi, dan kualitas SDM nasional di masa depan.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

  • Pemerintah: Tingkatkan kualitas pendidikan dan buat lebih terjangkau.
  • Perusahaan: Buka peluang kerja yang sehat dengan gaji dan jenjang karier yang adil.
  • Individu: Kembangkan skill dan jaringan, baik di dalam maupun luar negeri, tapi tetap cinta tanah air.

Kesimpulan

Fenomena #KaburAjaDulu bukan semata tren sesaat, tapi sinyal kuat bahwa anak muda Indonesia sedang frustrasi. Ini bukan sekadar ingin pergi, tapi tentang harapan untuk masa depan yang lebih baik. Kita semua — pemerintah, perusahaan, dan masyarakat — punya peran dalam menjawab keresahan ini.


Referensi:

Post a Comment

0 Comments

/* popup adblock */