Sisi Gelap Kota Bandung yang Jarang Dibicarakan

Sisi Gelap Kota Bandung yang Jarang Dibicarakan

Bandung di malam hari

Bandung, kota yang dikenal dengan julukan Paris van Java, selama ini identik dengan wisata belanja, kuliner, dan keindahan alam. Namun di balik pesonanya, Bandung juga memiliki sisi gelap yang sering luput dari sorotan publik. Mulai dari kemacetan, kriminalitas, hingga persoalan sosial—semuanya menjadi bagian tak terpisahkan dari wajah kota yang sedang terus bertumbuh ini.

1. Kemacetan yang Tak Kunjung Usai

Kemacetan di Bandung

Bandung menjadi salah satu kota dengan tingkat kemacetan tertinggi di Indonesia. Pertumbuhan jumlah kendaraan tidak sebanding dengan kapasitas jalan. Ditambah lagi dengan tata ruang kota yang kurang terintegrasi, menyebabkan lalu lintas Bandung makin padat, terutama saat akhir pekan dan musim liburan.

2. Permasalahan Sampah dan Lingkungan

Sungai Citarum tercemar

Sungai Citarum, yang mengalir melewati Bandung, pernah dinobatkan sebagai salah satu sungai terkotor di dunia. Masalah sampah rumah tangga dan limbah industri yang belum tertangani sepenuhnya menunjukkan bahwa Bandung masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam pengelolaan lingkungan hidupnya.

3. Kriminalitas di Balik Gemerlap Kota

Polrestabes Bandung

Meski tidak setinggi kota-kota besar lain seperti Jakarta, angka kriminalitas di Bandung tetap memprihatinkan. Kasus pencurian, perampasan, hingga geng motor masih terjadi di beberapa wilayah kota. Beberapa titik rawan kriminalitas bahkan berada di pusat kota dan kawasan wisata.

4. Gelandangan dan Tuna Wisma

Tunawisma Bandung

Di balik kafe-kafe instagramable dan pusat perbelanjaan yang mewah, masih banyak warga Bandung yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kehadiran gelandangan dan anak jalanan menunjukkan ketimpangan sosial yang masih terjadi di kota ini. Banyak dari mereka hidup tanpa perlindungan, pendidikan, maupun akses kesehatan yang layak.

5. Gentrifikasi dan Ruang Publik yang Terkikis

Alun-Alun Bandung

Pembangunan properti dan kawasan komersial yang pesat telah mengubah wajah Bandung. Sayangnya, hal ini juga menyebabkan banyak warga lokal tergusur, ruang publik menyempit, dan harga tanah melambung. Warga Bandung asli kadang tak lagi mampu tinggal di pusat kota yang makin mahal dan padat.

Kesimpulan

Bandung bukan hanya kota dengan keindahan dan kreativitas, tapi juga kota dengan tantangan dan persoalan sosial yang kompleks. Menyoroti sisi gelap Bandung bukan berarti menjelekkan, melainkan langkah awal untuk menyadari bahwa perubahan yang adil dan inklusif harus terus diupayakan.


Ditulis untuk mengajak masyarakat lebih peduli pada pembangunan yang berkelanjutan dan berpihak pada semua lapisan warga kota.

Post a Comment

0 Comments

/* popup adblock */